Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Jalan Kehidupan

0 komentar
Alternatif Pengganti Minyak Tanah Dengan Briket Sederhana Tahukah Anda ? ^^ Pada era globalisasi ini, sebagian besar orang di Indonesia telah mengganti minyak tanah dengan gas LPJ sebagai bahan bakar kompor untuk memasak dan keperluan dapur lainnya. Namun ada juga sebagian orang yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar kompor. Alasan yang sering diungkapkan oleh pengguna minyak tanah yaitu perekonomian. Dikarenakan perekonomian yang kurang, mereka memutuskan untuk menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar kompor. Padahal, pada kenyataan yang dapat dilihat sekarang, minyak tanah yang didistribusikan ke pelosok-pelosok desa dan penjuru-penjuru kota sangat langka. Hal itu yang menyebabkan para pengguna minyak tanah semakin resah. Mereka bingung bagaimana harus mencari alternatif bahan bakar lain agar bisa makan dan minum serta menghidupi anak-anak. Mereka takut bahwa anak-anak mengalami kejadian yang sama. Jika ditawarkan dengan bahan bakar kayu, mereka mungkin menerimanya. Namun ketika melihat kenyataan di Indonesia sekarang, sebagian besar hutan gundul sehingga kecil kemungkinan untuk mendapatkan bahan bakar kayu tersebut. Akibatnya, masih ada para pengguna minyak tanah yang sulit untuk mencari alternatif lainnya. Sebenarnya, masyarakat Indonesia tidak boleh terlalu lama menunggu kebijakan dari pemerintah tentang masalah yang sedang dihadapi. Masyarakat harus lebih inovatif dan kreatif lagi dalam mencari solusinya. Masyarakat mungkin lebih bisa mencari alternatif lain dibandingkan dengan pemerintah karena masyarakat sendiri yang mengalami dan merasakan masalah tersebut. Apa sih solusi yang mungkin dilakukan? Yuk.. baca lagi ke bawah… :) Alternatif yang bisa dilakukan oleh para pengguna minyak tanah tersebut yaitu mengganti bahan bakar minyak tanah dengan briket sederhana. Briket merupakan sebuah produk yang digunakan sebagai barang substitusi alternatif untuk bahan bakar minyak tanah. Berdasarkan sumber-sumber yang ada, briket terdiri dari beberapa tipe diantaranya, briket batu bara, briket arang dan briket sampah. Briket batu bara merupakan salah satu tipe briket yang menggunakan batu bara sebagai bahan utamanya. Beralih ke yang lebih sederhana, briket arang juga merupakan salah satu tipe briket namun briket ini dibuat menggunakan arang sebagai bahan utamanya. Berbeda dengan briket batu bara dan arang, briket sampah menggunakan sampah atau sisa organik sebagai bahan utama dalam pembuatannya. Briket sampah juga dianggap sebagai alternatif pengganti minyak tanah yang paling sederhana dibandingkan briket-briket tipe lainnya seperti briket batu bara dan briket arang. Oleh karena itu, masyarakat bisa menggunakan ketiga alternatif tersebut. Namun, alternatif yang lebih bisa dilakukan masyarakat yaitu dengan membuat briket sampah. Selain lebih mudah dan efisien dalam pembuatannya, briket ini juga tidak banyak menghabiskan uang bahkan tidak memerlukan uang sama sekali. Terus, bagaimana cara pembuatannya?? :D Berdasarkan pengalaman saya di SMA, pembuatan briket sampah terdiri dari enam tahap yaitu pembuatan bubur kertas, pembuatan serbuk daun kering, pembuatan serbuk sekam padi, pembuatan lem dari kanji dan pembuatan briketnya sendiri. Pertama, pembuatan bubur kertas dilakukan dengan merendam limbah kertas selama 8 jam. Hal itu dilakukan untuk melunakkan kertas agar mudah hancur dengan menyesuaikan kebutuhan bahan sesuai perbandingan. Kemudian limbah yang telah hancur dimasukkan ke dalam blender beserta airnya dan diblender hingga halus sehingga terlihat seperti bubur. Bubur kertas tersebut diperas hingga kandungan air itu sangat minim. Kedua, pembuatan serbuk daun kering dilakukan dengan menjemur terlebih dahulu daun-daun dari pohon agar diperoleh kondisi daun yang kering. Kemudian ditumbuk hingga halus dengan menyesuaikan antara kebutuhan bahan dan perbandingan. Tumbukan daun kering tersebut diayak sehingga menghasilkan ukuran yang merata. Ketiga, pembuatan serbuk sekam padi dilakukan juga dengan menjemur sekam tersebut hingga kering. Seperti halnya yang diperlakukan terhadap daun kering, sekam padi yang telah kering ditumbuk hingga halus, menyesuaikan kebutuhan bahan dengan perbandingan. Selanjutnya, tumbukan sekam padi yang kering tersebut diayak untuk menghasilkan ukuran yang merata. Keempat, langkah yang dilakukan yaitu pembuatan lem dari kanji. Langkah tersebut dimulai dengan melarutkan tepung kanji ke dalam air dengan menyesuaikan ukuran air. Larutan kanji tersebut dipanaskan hingga mengental dan menyerupai lem. Produk-produk yang dihasilkan dari keempat langkah di atas dicampurkan hingga merata yang selanjutnya dibentuk dalam cetakan briket. Pembuatan cetakan briket tersebut terdiri dari dua langkah. Pertama, peralon dipotong dengan diameter 3 inchi (dim) sepanjang 7 cm atau 10 cm yang akan digunakan sebagai cetakan briket. Kedua, tongkat dipotong dengan diameter 2,5-5 cm sepanjang 30 cm. Setelah adonan briket dan cetakan briket terbentuk, langkah selanjutnya yaitu cetakan briket diisikan dengan adonan briket hingga penuh. Adonan tersebut ditekan sepadat-padatnya menggunakan tongkat. Briket dikeluarkan dari cetakan dan jemur hingga kering, biasanya memerlukan waktu 2 – 4 hari, tergantung pada panasnya sinar matahari. Akhirnya, briket sampah pun jadi dan bisa digunakan. Begitulah cara membuat briket sampah berdasarkan pengalaman saya saat masih di SMA. Mudah kan? Itu mungkin bisa dijadikan juga sebagai alternatif untuk mensubstitusi minyak tanah bagi masyarakat yang tidak bisa lagi membeli atau menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar kompor dikarenakan beberapa faktor. Ingat yah,, jangan terbawa suasana, tapi bawalah suasana… ^^

0 komentar: